Belajar dari bunda Teresa
Bunda Teresa
adalah pribadi, seorang individu langka dan unik yang tinggal lama untuk tujuan
yang lebih tinggi. Pengabdian seumur hidupnya untuk merawat orang miskin, orang
sakit, dan kurang beruntung merupakan salah satu contoh pelayanan tertinggi
untuk umat manusia.
Bunda teresa
mencurahkan hidupnya sepenuhnya untuk melayani sesama manusia yang lemah,
menderita dan berkekurangan, membantu orang-orang “termiskin diantara yang
miskin.” Bunda Teresa rela meninggalkan zona nyamannya demi membantu
orang-orang yang sangat membutuhkan uluran tangan, perhatian dan kasih
sayang. Meski harus melewati berbagai
rintangan, namun ia tidak pernah mundur.
Bunda Teresa menulis dalam buku hariannya
bahwa tahun pertamanya penuh dengan kesulitan. Ia tidak memiliki penghasilan
dan harus memohon makanan dan persediaan. Teresa mengalami keraguan, kesepian
dan godaan untuk kembali dalam kenyamanan kehidupan biara. Ia menulis dalam
buku hariannya:
“Tuhan ingin saya masuk dalam kemelaratan. Hari ini saya mendapat pelajaran
yang baik. Kemelaratan para orang miskin pastilah sangat keras. Ketika saya
mencari tempat tinggal, saya berjalan dan terus berjalan sampai lengan dan kaki
saya sakit. Saya bayangkan bagaimana mereka sakit jiwa dan raga, mencari tempat
tinggal, makanan dan kesehatan. Kemudian kenikmatan Loreto datang pada saya.
‘Kamu hanya perlu mengatakan dan semuanya akan menjadi milikmu lagi,’ kata sang
penggoda... Sebuah pilihan bebas,
Tuhanku, cintaku untukmu, aku ingin tetap bertahan dan melakukan segala
keinginan-Mu merupakan kehormatan bagiku. Aku tidak akan membiarkan satu tetes
air mata jatuh karenanya.”
Jika bunda Teresa sendiri TIDAK
MEMBIARKAN dirinya dibuai oleh kenyamanan dan kepentingan pribadi, tidak
menutup mata dan telinga melihat
penderitaan, kesengsaraan dan jeritan sesama manusia yang butuh uluran tangannya,
lalu bagaimana dengan kita ? apakah kita TIDAK
MEMBIARKAN juga ?
PK.Tt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar