T : Kalau kamu besar nanti mau jadi apa ?
F: Dokter !
Itulah jawaban
singkat seorang bocah pengamen yang bernama Fadin itu menjawab pertanyaan saya. Jawaban bocah
tersebut membuat hati saya terharu, sungguh mulia sekali cita-citanya. Anak lelaki yang berumur 11 tahun itu
merupakan salah satu dari sekian banyak
anak jalanan yang saya jumpai di pasar malam Malioboro, Jokjakarta. Saya
mengajak Fadin duduk di kursi yang ada di pinggir jalan trotoar, sambil
menikmati segelas es nyiur yang manis dan segar. Sementara menikmati es nyiur
tersebut kami berdua cerita-cerita
tentang pekerjaan Fadin sebagai seorang pengamen.
Fadin berhenti sekolah saat kelas tiga SD, setahun yang lalu. Ia memutuskan berhenti sekolah dikarenakan orang tuanya tidak mampu lagi untuk membiayainya serta membayar iyuran kelas setiap bulan. Fadin mengamen bersama kakaknya, uang yang mereka peroleh hari itu mereka gunakan untuk membeli makanan mereka sekeluarga hari itu juga. Ibu Fadin bekerja sebagai pemulung, ayahnya sudah meninggal dunia sejak Fadin kelas dua SD. Kadang-kadang penghasilan mengamen yang Fadin dan kakaknya dapat dari pagi sampai sore tidak mencukupi untuk membeli tiga nasi bungkus untuk mereka bertiga, kadang kadang hanya satu bungkus untuk mereka berdua, mereka pun melanjutkan mengamen sampai malam agar mendapat cukup uang untuk membeli nasi lagi buat si ibu.
Begitulah aktivitas Fadin sehari- hari, pergi pagi pulang
malam berkelana di jalanan. Dia pun ingin sekali kembali bersekolah seperti
yang dulu lagi, kembali berkumpul bersama teman-teman sekelas dan menikmati
suasana belajar yang selalu dia dambakan.
Teman, Jika hari ini hatimu tergerak oleh belas kasihan untuk membantu sesamamu..janganlah engkau menahan diri untuk tidak membantunya, pergunakanlah apa saja yang ada padamu, waktu, dana dan tenaga. Tugas kita adalah membagikan kepada sesama KASIH yang sudah Tuhan berikan bagi kita.
Pk.Tt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar