Minggu, 28 Juli 2013


Info sekilas tentang anak jalanan
   
       Anak jalanan  adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan  ekonomi di jalanan. Biasanya usia mereka dibawah 18 tahun, mereka hidup dan mencari uang di jalanan dikarenakan faktor ekonomi , keluarga dan sosial. Seiring dengan krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia, anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan secara drastis. Banyaknya masyarakat indonesia yang masih hidup dibawah garis kemiskinan juga mengakibatkan anak-anak putus sekolah dan ‘turun’ ke jalanan. Kehidupan keras dijalanan mengakibatkan anak-anak tersebut cenderung menjadi liar dan hidup tanpa aturan.

Faktor-faktor pemicu/penyebab terjadinya anak jalanan antara lain :
1.      Karena kedua orang tua sudah tidak mampu untuk menafkahi sehingga anak-anak turun kejalanan untuk mencari uang sendiri.
2.    Adanya perdagangan manusia (anak-anak yang dijual) dengan ditipu dan diiming-imingi tempat tinggal dan pekerjaan yang berpenghasilan banyak
3.    Anak-anak yang berasal dari luar kota yang ikut paman atau bibi tetapi tidak diurus dan diperhatikan
4.    Anak sebatangkara dan menjadi yatim piatu di akibatkan kedua orang tuanya atau seluruh anggota keluarganya meninggal dunia akibat bencana alam sehingga dia tidak punya siapa-siapa dan akhirnya memilih bertahan hidup dijalanan.
5.    Anak yang memberontak dan melepaskan diri dari orang tuanya dan memilih tinggal dijalanan bersama teman-teman.
6.    Anak-anak yang diculik dan di jadikan pengemis oleh seseorang. Dsb.

Jalanan merupakan tempat pilihan terakhir yang dijadikan  sebagai lahan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Banyak anak-anak kecil, pemuda dan orang dewasa yang berusaha mengais rejeki dijalanan. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidup dengan bekerja di jalanan.
Namun yang sangat disayangkan adalah adanya anak-anak kecil yang seharusnya berada dirumah, bersekolah dan menikmati kasih sayang dari orang tua, mereka harus terpaksa menghabiskan waktunya dijalanan.

Tempat anak yang seharusnya

      Anak-anak seharusnya berada didalam rumah menikmati masa kanak-kanaknya dengan penuh kebahagiaan, bermain dengan penuh keceriaan, bercengkrama dengan anggota keluarganya atau setiap pagi mereka berangkat ke sekolah untuk belajar berbagai macam ilmu pengetahuan. Di sekolah berkumpul bersama teman-teman sebaya mereka dikelas sembari berdiskusi. Siang hari, pulang sekolah mereka istirahat tidur siang dan sore hari mereka kembali bercengkrama dengan anggota keluarganya.

Mereka tidak seharusnya berada di jalanan dan menghabiskan waktu sepanjang hari untuk mengamen, mengemis dan mencari barang-barang bekas demi mencari sesuap nasi.

T : Kalau kamu besar nanti mau jadi apa ?
F: Dokter ! 

       Itulah jawaban singkat seorang bocah pengamen yang bernama Fadin itu  menjawab pertanyaan saya. Jawaban bocah tersebut membuat hati saya terharu, sungguh mulia sekali cita-citanya.  Anak lelaki yang berumur 11 tahun itu merupakan salah satu dari sekian  banyak anak jalanan yang saya jumpai di pasar malam Malioboro, Jokjakarta. Saya mengajak Fadin duduk di kursi yang ada di pinggir jalan trotoar, sambil menikmati segelas es nyiur yang manis dan segar. Sementara menikmati es nyiur tersebut kami berdua cerita-cerita  tentang pekerjaan Fadin sebagai seorang pengamen.

 Fadin berhenti sekolah saat kelas tiga SD, setahun yang lalu. Ia memutuskan berhenti sekolah dikarenakan orang tuanya tidak mampu lagi untuk membiayainya serta membayar iyuran kelas setiap bulan. Fadin mengamen bersama kakaknya, uang yang mereka peroleh hari itu mereka gunakan untuk membeli makanan mereka sekeluarga hari itu juga. Ibu Fadin bekerja sebagai pemulung, ayahnya sudah meninggal dunia sejak Fadin kelas dua SD. Kadang-kadang penghasilan mengamen yang Fadin dan kakaknya dapat dari pagi sampai sore tidak mencukupi untuk membeli tiga nasi bungkus untuk mereka bertiga, kadang kadang hanya satu bungkus untuk mereka berdua, mereka pun melanjutkan mengamen sampai malam agar mendapat cukup uang untuk membeli nasi lagi buat si ibu.
Begitulah aktivitas Fadin sehari- hari, pergi pagi pulang malam berkelana di jalanan. Dia pun ingin sekali kembali bersekolah seperti yang dulu lagi, kembali berkumpul bersama teman-teman sekelas dan menikmati suasana belajar yang selalu dia dambakan.

Teman, Jika hari ini hatimu tergerak oleh belas kasihan untuk membantu sesamamu..janganlah engkau menahan diri untuk tidak membantunya, pergunakanlah apa saja yang ada padamu, waktu, dana dan tenaga. Tugas kita adalah membagikan kepada sesama KASIH yang sudah Tuhan berikan bagi kita.
                                                                                                               
                                                                                                               Pk.Tt.

Belajar dari bunda Teresa

 Bunda Teresa adalah pribadi, seorang individu langka dan unik yang tinggal lama untuk tujuan yang lebih tinggi. Pengabdian seumur hidupnya untuk merawat orang miskin, orang sakit, dan kurang beruntung merupakan salah satu contoh pelayanan tertinggi untuk umat manusia.
 Bunda teresa mencurahkan hidupnya sepenuhnya untuk melayani sesama manusia yang lemah, menderita dan berkekurangan, membantu orang-orang “termiskin diantara yang miskin.” Bunda Teresa rela meninggalkan zona nyamannya demi membantu orang-orang yang sangat membutuhkan uluran tangan, perhatian dan kasih sayang.  Meski harus melewati berbagai rintangan, namun ia tidak pernah mundur.
 Bunda Teresa menulis dalam buku hariannya bahwa tahun pertamanya penuh dengan kesulitan. Ia tidak memiliki penghasilan dan harus memohon makanan dan persediaan. Teresa mengalami keraguan, kesepian dan godaan untuk kembali dalam kenyamanan kehidupan biara. Ia menulis dalam buku hariannya:
“Tuhan ingin saya masuk dalam kemelaratan. Hari ini saya mendapat pelajaran yang baik. Kemelaratan para orang miskin pastilah sangat keras. Ketika saya mencari tempat tinggal, saya berjalan dan terus berjalan sampai lengan dan kaki saya sakit. Saya bayangkan bagaimana mereka sakit jiwa dan raga, mencari tempat tinggal, makanan dan kesehatan. Kemudian kenikmatan Loreto datang pada saya. ‘Kamu hanya perlu mengatakan dan semuanya akan menjadi milikmu lagi,’ kata sang penggoda... Sebuah pilihan bebas,
Tuhanku, cintaku untukmu, aku ingin tetap bertahan dan melakukan segala keinginan-Mu merupakan kehormatan bagiku. Aku tidak akan membiarkan satu tetes air mata jatuh karenanya.”

Jika bunda Teresa sendiri TIDAK MEMBIARKAN dirinya dibuai oleh kenyamanan dan kepentingan pribadi, tidak menutup mata dan telinga  melihat penderitaan, kesengsaraan  dan jeritan  sesama manusia yang butuh uluran tangannya,
 lalu bagaimana dengan kita ? apakah kita TIDAK MEMBIARKAN juga ?

                                                                                                               PK.Tt

Ayo berbagi
 
Baju bekas banyak, mau taruh dimana yaaa ? mau taruh di gudang.. gudang sudah kepenuhan, hmm..??
                Makanan mubazir yang aku beli tadi, mau aku buang aja aah..khan aku udah kekenyangan dan tidak membutuhkannya lagi.

Teman-teman terkasih..
        Cobalah sekali-kali keluar rumah atau jalan-jalan sore ke arah jalan besar yang ramai,  pasti mata teman-teman akan melihat saudara-saudari kita yang ada dijalanan, yang tengah menyusuri jalan sambil mengamen, jual koran, dagangin asongan, nyemir sepatu, mereka mencari uang untuk membeli makanan dengan pakaian lusuh dan sudah sobek-sobek. Pasti badan mereka kedinginan kalau tidur dimalam hari. Mereka sangat membutuhkan baju bekas yang teman-teman punya tadi.  


Atau ada beberapa anak yang sedang asyik mengorek-orek tempat sampah mencari sesuatu yang bisa dimakan atau dijual, bahkan ada juga anak yang menangis mengemis minta makan karena kelaparan  di warung pinggir jalan. Mereka  mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup. Pasti anak-anak itu  sangat membutuhkan makanan mubazir yang mau teman-teman buang tadi.

Kalau mata teman-teman sudah melihat mereka, aku yakin hati  teman-teman semua pasti langsung tergerak oleh rasa belas kasihan..dan tentunya, teman-teman akan langsung pulang kerumah mengambil dan membagikan baju-baju bekas serta  makanan mubazir yang teman-teman beli tadi kepada mereka.
                                                                                                                              
                                                                                                      PK.Tt